POLA KEBIJAKAN
PENDIDIKAN DI MYANMAR
Myanmar adalah
persatuan daerah administratif tujuh serikat dan tujuh divisi. Penduduk Myanmar
pada tahun 2003 diperkirakan mencapai 52 juta. Diperkirakan 64,1 persen dari
populasi terlibat dalam sektor pertanian. Myanmar adalah negara yang kaya akan
sumber daya alam. Sejak tahun 1988 pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi
liberal berdasarkan orientasi pasar menggantikan system ekonomi pusat. Dengan
munculnya usaha ekonomi kebutuhan akan tenaga kerja yang terlatih dan terdidik
sangat diperlukan.
Pendidikan di
Myanmar saat ini memang tidak lebih baik dari pendidikan di Indonesia. Namun
tidak ada salahnya jika Indonesia sekedar bercermin dari Myanmar serta
konflik-konflik internal yang terjadi di negara tersebut yang berpengaruh besar
terhadap pendidikan Myanmar. Beruntung Indonesia tidak memiliki konflik
internal seperti halnya di Myanmar, meskipun dengan adanya konflik Bank Century
telah banyak menguras energi dan memecah konsentrasi bangsa ini.
Keyakinan bahwa
pendidikan atau lebih tepatnya sekolah formal adalah persiapan untuk hidup,
diperkenalkan ke Myanmar dengan kedatangan Inggris. Saat ini pendidikan
monastic telah menjadi andalan pendidikan di Myanmar selama berabad-abad
mendampingi pendidikan formal. Biara dan biarawan masih berpengaruh dalam
kehidupan rakyat, dan penting dalam pengambil keputusan mengingat mayoritas
penduduk Myanmar masih tinggal di pedesaan. Vihara masih berfungsi sebagai
pusat belajar dan ini masih berlaku di negara Buddhist lainnya di kawasan Asia
Tenggara. Para siswa di biara adalah anak-anak yang tidak bisa menghadiri
sekolah dasar karena berbagai alasan.
Pendidikan
selalu menjadi prioritas utama pemerintah Myanmar. Sejak zaman kuno,
biara-biara menjadi pusat pendidikan. Karena tradisi biara yang kuat, tingkat
melek huruf di Myanmar menjadi tinggi. Selama Inggris menjajah, tingkat melek
huruf turun drastis karena pihak kolonial kurang memberi perhatian pada pendidikan.
Namun setelah merdeka tahun 1948, upaya memulihkan pendidikan terus dilakukan
hingga tingkat melek huruf mencapai 91,8 persen pada tahun 2002.
Struktur
pendidikan yang diterapkan di Myanmar adalah pendidikan dasar lima tahun,
pendidikan menengah empat tahun, dan dua tahun di tingkat yang lebih tinggi.
Ada tujuh departemen yang berada di bawah departemen pendidikan, yaitu:
1. Departemen Pendidikan Dasar, yang
bertanggung jawab terhadap pendidikan umum di sekolah dasar, menengah, dan
tinggi.
2. Departemen Pendidikan Tinggi, yang
bertanggung jawab terhadap universitas dan perguruan tinggi.
3. Departemen Pendidikan Teknik, Pertanian,
dan Kejuruan, yang bertanggung jawab terhadap pelaatihan teknis di sekolah dan
lembaga pendidikan tinggi, pelatihan pertanian di sekolah, dan lembaga
pertanian.
4. Dewan Evaluasi Myanmar yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan ujian dalam pendidikan.
5. Biro Penelitian Pendidikan Myanmar, yang
bertanggung jawab mengenai penelitian pengajaran.
6. Departemen Komisi Bahasa Myanmar
7. Organisasi Penelitian Pusat
Departemen Pendidikan
menyediakan perumusan kebijakan dan koordinasi melalui berbagai dewan yang
dibentuk di bawah Departemen. Selain itu, dana juga merupakan tanggung jawab
utama Departemen Pendidikan walaupun sumbangan yang biasanya diberikan oleh masyarakat
masih tergolong kecil.
Deklarasi dunia tentang pendidikan untuk
semua diadopsi di Jontien tahun 1990 mendesak semua pemerintah untuk menetapkan
target mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan belajar dasar ana-anak, pemuda,
dan orang dewasa. Hal-hal pokok yang harus diterapkan adalah:
1. Perluasan perawatan anak usia dinidan
kegiatan-kegiatan pembangunan,termasuk keluarga dan intervensi masyarakat
khususnya masyarakat miskin, kurang beruntung, dan anak-anak cacat.
2. Akses universal dan penyelesaian
pendidikan dasar
3. Peningkatan prestasi belajar sehingga
presentase yang disepakati dar kelompok usia mencapai atau melampaui tingkat
yang ditetapkan.
4. Pengurangan tingkat buta aksara.
5. Perluasan penyediaan pendidikan dasar
dan pelatihan
6. Peningkatan pengetahuan oleh individu
Departemen pendidikan yang secara
fungsional sebagai sponsor pendidikan dan pelatihan memusatkan perhatian pada
pendidikan dengan program-program pendidikan sebagai berikut:
1. Pengembangan sistem pendidikan yang
sesuai dengan ekonomi, politik, dan situasi sosial negeri.
2. Meningkatkan penerimaan dan tingkat
retensi pada semua tingkat pendidikan dasar dan menengah.
3. Perluasan pendidikan non formal.
Sesuai dengan visi pendidikan ini, teori dan praktik
pendidikan telah mengalami perubahan. Seluruh sistem pendidikan telah menjadi
lebih fleksibel, terbuka dan terdiversifikasi, dan peserta didik diberi
kesempatan lagi dan lebih banyak pilihan.
Pembelajaran
di Myanmar terjadi melalui pendidikan formal, informal, dan non formal.
Pendidikan diberikan berbeda untuk kelompok
umur yang berbeda dari berbagai modus. Jadi, orang dewasa juga
ditawarkan pendidikan sepanjang hayat. Di Myanmar, orang dewasa adalah seorang
yang sepenuhnya dewasa pada umur 16 tahun lebih. Jadi dalam konteks pendidikan
seumur hidup di Myanmar pendidikan orang dewasa diberikan sebagai pendidikan
berkelanjutan melalui pendidikan non formal, program yang diselenggarakan oleh
biro penelitian pendidikan Myanmar, LSM lain, dan badan-badan PBB, serta
melalui pendidikan formal. Prinsip pendidikan seumur hidup adalah untuk
memberikan individu untuk mendidik dirinya sendiri di seluruh hidupnya.
Melanjutkan pendidikan meliputi semua peluang semua orang di luar kepentingan
pendidikan keaksaraan dasar.
A.
Struktur Dan Kelembagaan Kerangka Kebijakan
Visi : Membuat sebuah sistem pendidikan
yang akan menghasilkan masyarakat belajar mampu menghadapi tantangan Era
Pengetahuan.
Motto : Membangun dikembangkannya Modern Country melalui pendidikan.
Modus : Formal
Education (FE), Non Formal Education (NFE),
In Formal Education.
1. Kebijakan Nasional
Dalam kebijakan pendidikan di Myanmar,
pendidikan dasar menjadi proyek terpenting dari sistem pendidikan di negara
tersebut. Oleh karena itu pemerintah berusaha untuk meningkatkan akses ke
pendidikan dasar dan meningkatkan kualitas pendidikan dasar. Sekolah-sekolah
akan diubah menjadi pusat-pusat budaya dan pendidikan yang melayani masyarakat.
Pendidikan memainkan peran penting dalam mewujudkan sumber daya manusia dalam
program-program pembangunan bangsa. Menteri pendidikan membentuk sebuah komite
yang bertugas membuat kebijakan penerapan Education
for All (EFA) yang dicanangkan oleh UNESCO. Mereka adalah:
a.
Komite
Perencanaan dan Statistik
b.
Komite
Pendidikan Formal
c.
Komite
Pendidikan Non Formal
d.
Komite
Negara dan Divisi Pelaksanaan
e.
Komite
Penyelenggara dana
f.
Komite
Informasi
Selain
itu Myanmar juga meningkatkan kerjasama pendidikan dengan organisasi pendidikan
Asia Tenggara dan UNESCO. Pemerintah juga memastikan bahwa semua anak bisa
mendapatkan pendidikan dasar serta memungkinkan orang-orang yang telah menyelesaikan
pendidikan dasarnya dapat melanjutkan ke pendidikan menengah yang disubsidi.
Bagian
hokum yang paling relevan untuk pendidikan dasar di Myanmar adalah bab IV (20)
yang menyatakan:
a.
Setiap
anak akan:
v Memiliki kesempatan untuk memperoleh
pendidikan
v Memiliki hak untuk mendapatkan
pendidikan dasar gratis (SD) di sekolah-sekolah yang dibuka oleh Negara
b.
Departemen
pendidikan harus:
v Memiliki tujuan mengimplementasikan
sistem gratis dan wajib belajar pendidikan dasar
v Melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan
untuk kehadiran sekolah regular
v Membuat pengaturan untuk anak-anak yang
tidak mampu bersekolah
Pendidikan
di Myanmar menempati lingkungan yang menguntungkan bagi orang-orang tradisional
diberikan prioritas tertinggi dalam hidup mereka. Walaupun pendidikan memainkan
peran utama dalam pembinaan keaksaraan dasar di antara orang-orang dari segala
lapisan masyarakat, menjadi kurang menonjol di bawah kekuasaan Inggris, namun
pendidikan telah direvitalisasi dan diperkirakan
akan memainkan peran yang saling melengkapi terutama pada tingkat dasar.
KESIMPULAN
Myanmar adalah
Negara yang penuh dengan konflik terutama konflik internal. Di tengah konflik
tersebut pemerintah diwajibkan untuk tetap meningkatkan kualitas pendidikan
terutama pendidikan dasar dan menengah. Kebijakan-kebijakan pun dibuat meskipun
implementasinya masih kurang baik dengan adanya konflik internal. Badan PBB pun
ikut membantu dengan menyarankan untuk menerapkan sistem pendidikan untuk semua
(Education for All).
Dalam kebijakan pendidikan di
Myanmar, pendidikan dasar menjadi proyek terpenting dari sistem pendidikan di
negara tersebut. Oleh karena itu pemerintah berusaha untuk meningkatkan akses
ke pendidikan dasar dan meningkatkan kualitas pendidikan dasar. Sekolah-sekolah
akan diubah menjadi pusat-pusat budaya dan pendidikan yang melayani masyarakat.
Pendidikan memainkan peran penting dalam mewujudkan sumber daya manusia dalam
program-program pembangunan bangsa.
SUMBER
UNESCO's National Profiles in Technical and Vocational
Education in Asia and the Pacific,1995. Last Updated ( Wednesday, 30 August
2006 ).
http://www.marxist.com/tragedi-myanmar.htm
thakns kk, artikelnya udah membantu nih,
semangat ngeblognya yah :)